Rabu, 21 Mei 2014

DAERAH HENING GEMPA (Seismic Gap)



Secara faktual dan teori umum geologi, daerah-daerah patahan dan daerah pertemuan lempeng (baik subduksi dan kolisi maupun transform) merupakan zona gempa yang akan mengalami gempa-gempa kecil maupun besar  sesuai dengan energi atau tekanan yang tersimpan di di dalamnya. (lihat MENGAPA GEMPA  dan gambar 1). Namun yang perlu kita pahami adalah bahwa dalam satu jalur zona gempa terdapat  segmen-segmen atau blok-blok aktif dengan simpanan energy berbeda dan kecepatan pergeseran yang berbeda-beda pula, artinya bahwa blok-blok tersebut tidak bergerak secara bersamaan, sehingga intensitas gempa setiap blok akan berbeda berdasarkan interval waktu tertentu (50 tahun, 100 tahun, 200 tahun, dan sebagainya), lihat MENGAPA ADA TSUNAMI (2) .

Gambar 1. Peta Tektonik dan Zona Gempa Indonesia (taken from Internet)
Seiring dengan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada kalanya suatu blok tidak bergerak dalam jangka waktu tertentu, atau dengan kata lain blok yang bergerak tersebut tidak mengalami gempa atau jarang sekali gempa dalam kurun waktu tertentu. Zona dengan karaktersitik seperti inilah yang disebut Seimic Gap Zone atau zona hening gempa. Semakin lama suatu blok tidak bergerak atau gempa maka energi yang tersimpan di dalamnya juga akan semakin besar, sehingga zona-zona hening gempa (seismic gap) tersebut menjadi zona berpotensi besar menyebabkan gempa merusak dengan skala magnitude besar (>7 SR).

Di Indonesia, setidaknya ini dalam hitungan saya, berdasarkan data gempa 1900 – 2013, masih terdapat 9 zona seismic gap (lihat gambar 1), sebagian sudah menghasilkan gempa besar seperti Aceh (2004), Nias (2005), Pangandaran (2006), dan Pagai (2010). Berikut daftar seismik gap  terkini:

  1. SG1, Zona subduksi, Mencakup kawasan P. Siberut, P. Sipora dan Selatan Kep. Batu. Zona ini merupakan bagian dari Segmen Megathrust Mentawai , Subsegmen Siberut.
  2. SG2, Subduksi, Selatan Selat Sunda dan P. Krakatau, Segmen ini bisa jadi juga akan menghasilkan peristiwa  letusan Gunung Krakatau 1883 yang menghasilkan tsunami hinga Lampung dan Banten.
  3. SG3, Subduksi, Selatan Jawa Tengah
  4. SG4, Subduksi, Selatan Bali
  5. SG5, Subduksi Laut Savu, NTT
  6. SG6, Subduksi, Timor Timur
  7. SG7, Subduksi, Timur Laut Banda, Kep. Kai dan Tanimbar
  8. SG8, Sesar Transform Sula-Sorong, Kep. Sula
  9. SG9, Sesar Transform Sula-Sorong, Laut Halmahera-Kep. Raja Ampat.

Gambar 2. Peta Seismic gap berdasarkan data gempa 1900 - 2013 dari USGS.

(ysr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar