Senin, 19 Mei 2014

MENGAPA ADA TSUNAMI (2) Megathrust

Setelah kita membahas beberapa penyebab tsunami dan khususnya tsunami yang disebabkan oleh gempa tektonik pada posting terdahulu (klik MENGAPA ADA TSUNAMI (1)) kita sudah paham bahwa tsunami diakibatkan oleh adanya dorongan dari bawah laut akibat lentingan vertikal pada bagian tepi lempeng benua yang tadinya tertekan oleh lempeng samudera selama puluhan bahkan ratusan tahun, lentingan ini dilanjutkan oleh ayunan yang kadang cukup lama sehinga pada umumnya gempa tektonik pada tepi benua ini yang bisa diikuti oleh tsunami pada umumnya berupa gempa berayun panjang dan lama (disebut juga slow earthquake). 

Seperti yang telah disebutkan bahwa "TKP"nya adalah pada zona subduksi (baca Mengapa Gempa...). Pada zona ini terjadi tekanan yang sangat besar pada benua oleh samudera yang menyebabkan adanya bagian tepi benua yang terangkat atau muncul di permukaan laut melalui proses pelengkungan ataupun patahan secara vertikal, maka tidaklah salah kenapa pasca gempabumi dan tsunami Aceh 2014 banyak bermunculan terumbu karang di permukaan laut, atau terangkatnya sebuah pulau sehingga daratannya menjadi lebih luas. Karena adanya tekanan dan pengangkatan, maka seluruh daerah tepi Lempeng Benua di sepanjang Zona Subduksi disebut juga Megathrust (Daerah tertekan dan terangkat), lihat gambar 1..

Untuk di Wilayah Indonesia Barat, Megathrust dikenal dengan istilah Sunda Megathrust (gambar 2), merupakan sambungan dari Megathrust Andaman-Nikobar, Aceh, Kep. Nias, Kep. Batu, Kepulauan Mentawai, hingga selatan Jawa - Nusa Tenggara Timur.

Gambar 1. Ilustrasi lokasi zona Subduksi (garis merahputus-putus ), Palung dan Megathrust (lingkaran merah)
 
Gambar 2. Zona Subduksi-Megathrust di Indonesia dan potensi gempanya (Tim Revisi Peta Gempa Indonesia, 2010) 
Kalo kita perhatikan gambar 2, ternyata megathrust itu terbagi-bagi menjadi beberapa segmen (bersegmen-segmen) atau dengan kata lain zona subduksi-megathrust itu ada blok-bloknya dan setiap blok atau segmen memiliki potensi gempa berbeda-beda. Masih ingat dengan tsunami Aceh 26 Desember 2004 yang dampaknya hingga Malaysia, Srilanka, India dan beberapa negara di pesisir timur Afrika, pasca gempa 9.2 SR terjadi rentetan gempa bersambungan hingga ke kepulauan Andaman di Utara Aceh, itu artinya bahwa satu blok/segmen Megathrust Aceh-Andaman mengalami deformasi/pergerakan  sekaligus shingga dampaknya sangat luas. Namun Gempa dan Tsunami Pagai-Kep. Mentawai yang hanya berdampak di sekitar Pulau Pagai Selatan dan Utara. Hal ini menandakan bahwa Blog Megathrust Mentawai juga terbagi menjadi beberapa Subsegmen yaitu segmen Pagai dan Segmen Siberut. dan segmen Siberut saat ini masih dianggap sebagai zona hening gempa (Seismic gap) yang suatu saat siap melepaskan energinya, para ahli menyebutkan bahwa Potensi Megathrust Mentawai blog Siberut memiliki potensi 8,9 SR sehingga dapat memicu gelombang tsunami hingga belasan meter di Mentawai-Pesisir Barat Sumatera Barat.

Gambar 3. Potensi Gempa Megathrus Mentawai Segmen Siberit-Sipora (warna biru).

Gambar 4. Lokasi Megathrust Mentawai Subsegemen Siberiut-Sipora. (sumber :Kementrian Kelautan dan Perikanan, LIPI)

Setelah kita sama-sama mengetahui tenanang apa itu tsunami, bagaimana tsunami bisa terbentuk dan kita juga sudah memahami daerah mana saja yang berpotensi tsunami secara scientific banyak hal yang dapat kita lakukan dan persiapkan. Masih ingat dengan Tsunami aceh 2004, tsunami yang dahsyat menelan kornban lebih 200 ribu jiwa di sekeliling Samudera Hindia Bagian utara, namun masayarakat di Pulau Simeulue yang paling dekat dengan sumber gempa nyaris tidak ada korban. Patut kita pelajari bahwa ternyata masyarakat Simeulue telah lama menjiwai kearifan lokal yang telah ditanamkan dari semenjak nenek moyang mereka dengan istila Smong (Tsunami dalam bahwa lokal), mereka sudah menanamkan pendidikan kesiapsiagaan bencana secare turun temurun, artinya bahwa pendidikan kebencanaan haruslah diberikan semenjak dini sehinga menjadi kesadaran dan kesiapsiagaan dalam diri masyarkat. Namun di saat tingginya kepadatan penduduk seperti di Kota Padang dan Pariaman yang daerahnya relatif datar, tempat tempat tinggi untuk berlindung atau evakuasi sangat jauh, maka pemerintah perlu menyikapinya dengan penyediaan tempat-tempat evakuasi vertikal yang dekat dengan aktifitas masyarakat, sehingga begitu ada informasi gempa berpotensi tsunami masayarakt langsung evakuasi secara aman dan hal ini haruslah sering disimulasikan agar masyarakt menjadi terbiasa.

Salam aman
ysr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar