Beberapa waktu lalu kita disibukkan dengan aktifitas Penanggulangan Bencana untuk Mitigasi atau Pengurangan Risiko Bencana Tsunami di Seluruh wilayah Indonesia terutama di Sumatera Barat. Berbagai kegiatan seperti Sosialisasi kebencanaan, simulasi gempabumi dan tsunami, hingga latihan simulasi Penanggulangan Bencana berupa simulasi koordinasi antar pemangku kepentingan lokal, nasional hingga internasional. Banyak yang menanggapi serius, namun banyak pula yang meanggapi dengan skeptis atau acuh, "apa benar akan ada tsunami?" atau "ini kegiatan pemerintah bikin takut-takut warga saja, banyak-banyak habiskan anggaran saja...." Barangkali demikian yang berfikiran skeptis dan negatif.
Terlepas dari itu semua, tentu masayarakat bertanya-tanya, atau kita berfikir, "kenapa sih suatu daerah itu terancam dengan tsunami, kenapa di tempat lain tidak, dan kenapa pula beberapa gempa besar di samudera tidak menghasilkan tsunami." Pada kesempatan ini saya ingin berbagi pengetahuan dari sudut pandang geologis untuk menjelaskan pertanyaan-pertanyaan seperti itu tadi.
Sebelum kita melanjutkan mari kita ingat kembali tiga penyebab terjadinya tsunami, yaitu Gempa tektonik bawah laut; letusan gunungapi bawah laut; longsoran besar di bawah laut; atau mungkin dapatjga disebabkan oleh jatuhan besar benda langit (mungkin). Namun pada kesempatan ini kita akan membicarakan tsunami yang diakibatkan oleh Gempa tektonik bawah laut
Untuk menjelaskan hal tersebut ada statement atau pernyataan yang harus kita pahami bersama, yaitu "Tsunami dapat terjadi jika pusat gempa terjadi di laut (Bisa iya juga bisa tidak)," artinya bahwa tidak semua gempabumi di bawah laut akan menyebabkan tsunami.
Lalu bagaimana penjelasannya...
Lalu bagaimana penjelasannya...
Segala benda (tidak terkecuali air) akan
terhambur ke atas atau kemanapun karena adanya dorongan.... (sungguh
penjelasan yang sangat sederhana).... Dalam hal ini yang menyebabkan
terhamburnya air laut secara vertikal adalah karena adanya dorongan dari kerak
bumi yang melenting secara tiba-tiba mirip seperti ujung sebuah penggaris
yang yang ditekan kemudian melenting dan berayun-ayun. Air laut yang
terhambur oleh ujung kerak bumi yang melenting secara tiba-tiba dan berayun ayun
itu kemudian berubah menjadi gelombang besar di tengah samudera dan kemudian
menghempas ke daratan seperti ombah raksasa yang tingginya dapat mencapai
belasan hingga 30 m. gelombang besar yang menghantam daratan inilah yang
disebut dengan tsunami.
Peristiwa ini sangat mungkin terjadi pada zona subduksi dimana bagian tepi benua tertekan oleh kerak
samudera yang bergerak dan menyusup di bawah kerak benua. Silahkan klik zona
subduksi untuk penjelasan yang lebih lanjut. Untuk lebih jelasnya mari
perhatikan gambar-gambar berikut.
................bersambung..................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar