Strato Volcano/Composite Volcanoes (gunung api berlapis)
Lebih dari separo gunung api aktif di dunia bertipe Strato Volcano, ~60%. Umumnya berkomposisi intermediet (Andesitik-Dasitik) hinga asam, namun
tidak menutup kemungkinan bertipe basaltik. Magma yang lebih kental
dibandingkan dengan yang bertipe basaltik menghasilkan tekanan yang lebih besar dalam kantong-kantong magma
sehingga gunung api tipe ini bersifat eksplosif atau dapat menghasilkan letusan
yang hebat. Karakterisitik erupsi adalah campuran lelehan lava (erupsi lelehan, efusif) dan erupsi ledakan (Explosive Eruption) yang menghasilkan materail piroklastik yaitu berbagai ukuran blok batuan hingga pasir, gas dan abu. Campuran Karakteristik erupsi ini menghasilkan perlapisan perselingan antara lava dan material piroklastik (batuan, kerikil, pasir dan abu) sehingga disebut juga dengan Composite Volcanoes.
Gunung api bertipe strato volcano sangat erat kaitannya dengan aktifitas tektonik di zona subduksi, dimana lempeng samudera yang menyusup di bawah lempeng benua mengalami pelelehan secara parsial sehingga meningkatkan aktifitas magmatisme di astenosfer. Lelehan kerak samudera naik kepermukaan melalui celah-celah pada lempeng benua, membentuk kantong-kantong magma di dalam kerak dan memicu terbentuknya gunung api di permukaan. Peningkatan aktifitas tektonik dan kegempaan di sepanjang zona subduksi memilik konsekuensi adanya peningkatan magmatisme di sekitar gunung api sehingga dapat juga memicu peningkatkan aktifitas gunung api. Korelasi lanjutannya adalah dengan peningkatan kegempaan di zona subduksi dapat memicu naiknya status gunung api, lihat MENGAPA ADA GUNUNG API.
Gunung api - gunung api di Indonesia berasosiasi dengan aktifitas tektonik pada zona subduksi sehingga Gunung api di Indonesia umumnya berbentuk Strato volcano. lihat
Gambar 1. Strato volcano. (gambar dari internet) |
Gunung api - gunung api di Indonesia berasosiasi dengan aktifitas tektonik pada zona subduksi sehingga Gunung api di Indonesia umumnya berbentuk Strato volcano. lihat
Shield Volcano
Disebut Shield volcano karena bentuknya yang menyerupai tameng (shield). Hal ini disebabkan oleh erupsi lava basaltik yang encer saat keluar di permukaan mengalir ke segala arah mengikuti topografi di sekitarnya, bagian luarnya cenderung cepat mendingin di bandingkan bagian bawah sehingga kadang saat bagian permukaan aliran lava sudah membeku tapi bagian dalamnya masih mengalir sehingga meninggalkan saluran-saluran dalam tubuh lava itu sendiri. karena lava mengalir cepat dan mendingin dengan cepat maka cenderung shield volcano membentuk topografi gunung api yang landai dengan penyusun utamanya adalah lava itu sendiri. Gunung api temeng umum terdapat di daerah-daerah hotspot seperti hawai dan galapagos, dan pusat pemekaran di punggungan tengah samudera seperti di sepanjang Mid-Atlantic Ridge.
Gambar 2. Shield Volcano dan proses pembentukannnya |
Cinder Cone Volcano
cone = Kerucut, Cinder=arang atau abu sisa pembakaran. Kerucut cinder
Dari arti kata di atas dapat kita simpulkan bahwa cinder cone adalah bentuk gunung api yang terbentuk dari tumpukan material piroklastik. Tumpukan menyebar di sekeliling pusat erupsi, melingkar seperti kerucut dengan kemiringan terjal, bagian tengah atau pusat erupsi cenderung berbentuk mangkok.
Material piroklastik terbentuk dari lava basaltik yang encer menyembur ke udara. Karena sifatnya yang encer dan cepat membeku, maka bom-bom vulkanik dapat terbentuk seketika baik saat masih di udara maupun saat jatuh di sekitar pusat semburan. Batuan piroklastik yang terbentuk umumnya berstruktur skoria (berlubang-lubang, atau berpori banyak) akibat pelepasan gas yang cepat pada bom vulkanik atau lava yang bersifat encer.
Gambar 3. Cinder cone Volcano. |
disarikan dari berbagai sumber
(ysr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar